Tuesday, January 29, 2013

Posted by Unknown On 4:45 PM
ASA
Di tengah belantara kehidupan
aku berjalan meniti pengharapan.
Seiap hembusan nafas yang teriring oleh waktu
tak sedikitpun aku berpaling dari asa

Kemana lagi aku harus berjalan
jika hanya asa yang dapat kugenggam?
Jangan!
Jangan biarkan aku melepas asa, lalu
terjatuh, tersungkur, dan terpuruk
oleh kejamnya arti kehidupan.
Kumohon...
Jangan biarkan aku tenggelam dalam mimpi semu
dan membiarkan asa hanya sebatas angan!

Kini detik telah meninggalkanku
dan ini adalah waktuku untuk menuju
pada jalanku, pada asaku.

by Royyani
Posted by Unknown On 4:28 PM
Banjir : Agenda Tahunan Ibukota

Banjir kembali melanda Jakarta. Hal ini sungguh memprihatinkan mengigat banjir di ibukota telah menjadi agenda tahunan setiap musim penghujan tiba. Selain itu, banjir di Jakarta telah menelan banyak korban jiwa yang didominasi oleh anak-anak di bawah umur.

Memang faktor iklim merupakan salah satu penyabab terjadinya berbagai bencana yang melanda negara kita, seperti banjir dan tanah longsor. Tetapi faktor manusialah yang menjadi penyebab utama terjadinya banjir di ibukota. Sebagai contoh, kita tengok jumlah pintu air untuk mengatur jumlah air di Batavia (sekarang Jakarta). Sistem tersebut dibuat semirip mungkin dengan yang ada di ibukota Belanda agar mampu menanggulangi datangnya banjir. Tetapi sekarang pintu air tersebut hanya tinggal 26 buah saja karena telah tergusur oleh proyek pembangunan perumahan dan bangunan lainnya. Selain contoh tersebut, masih banyak lagi ulah tangan manusia yang menjadi penyebab utama terjadinya banjir di Jakarta.

Perlu langkah jitu seperti pengelolaan saluran air yang baik, menjaga hutan dari penebangan liar, menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk menjaga lingkungan. Menyelesaikan permasalahan banjir memang tidak semudah membalikkan telapak tangan tetapi diperlukan tanggung jawab bersama. Keseimbangan lingkungan terjadi jika kita hidup serasi dengan lingkungan dan menjaganya demi anak cucu kita kelak.

Wednesday, January 23, 2013

Posted by Unknown On 4:22 AM

Yang Tak Tergapai

Judul            : Dia, Tanpa Aku
Pengarang    : Esty Kinasih
Penerbit        : Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit  : Januari 2008
Tebal Buku    : 280 halaman

Ronald adalah seorang cowok kelas 2 SMA yang naksir berat dengan Citra yang masih duduk di kelas 3 SMP. Dia tak mau mengungkapkan perasaannya sebelum Citra masuk SMA. Ia menunggu hingga Citra masuk SMA, karena itu ia hanya bisa mengamati Citra di kejauhan.

Akhirnya saat yang paling ditunggu Ronald tiba, Citra telah menjadi cewek SMA. Namun Ronald sedikit kecewa karena ternyata Citra satu sekolah dengan Reinald, adik Ronald, bahkan satu kelas.

Segera Ronald ingin mengungkapkan perasaannya malam itu. Dengan ditemani sahabatnya, Andika, Ronald pergi ke rumah Citra dan membawa sebuket bunga mawar. Setelah turun dari mobil, Ronald segera menyeberang. Karena kegembiraannya yang tak terkira membuatnya lalai, maut tak terelakkan. Ronald tewas di tempat karena tertabrak taksi.

Reinald begitu terpukul atas kematian kakaknya, hingga ia merasa bahwa Citra lah penyebab kematian kakaknya. Hal itu membuat Reinald bersikap penuh dendam kepada Citra. Mereka kerap bertengkar tanpa Citra tahu apa penyebab pastinya.

Keadaan berubah setelah Citra tak menghiraukan segala tingkah Reinald. Kediaman Citra membuat Reinald berada dalam posisi yang sama dengan Ronald. Akhirnya Reinald tak lagi ingin menjaga Citra demi almarhum kakaknya. Ia mencintai Citra.

Akhirnya Reinald semakin dekat dengan Citra. Tapi ia selalu ingat pada abangnya, hingga ia berusaha menghindari Citra. Citra bingung dan merasa kesepian. Akhirnya Reinald tersadar bahwa bukanlah Citra penyebab kematian Ronlad.

Reinald mengajak Citra pergi ke makam Ronald dan menceritakan segalanya. Citra hanya diam membungkam. Mereka pun hanya bisa mendoakan seseorang yang telah dipeluk bumi itu.

Novel ini sungguh menarik walaupun terlihat simpel dari judulnya. Namun kisah cinta dalam novel ini begitu penuh kejutan dan hal-hal yang tak terduga. Selain itu pemilihan kata yang tepat mampu membuat pembaca ikut terbawa dalam alur cerita yang sungguh menarik.

Hampir tidak terdapat kekurangan dalam novel ini. Tapi akan lebih baik jika akhir cerita diberi sedikit unsur kejutan.
Posted by Unknown On 4:00 AM

Bila Keyakinan Datang

Judul      : Ayat-ayat Cinta
Penerbit : Republika-Basmala
Penulis   : Habiburrahman El Shirazy
Tebal     : 418 halaman

Novel "Ayat-Ayat Cinta" merupakan novel karangan Habiburrahman El Shirazy yang diterbitkan pertama kali tahun 2004 melalui penerbit Republika.  Novel ini berhasil menjadi salah satu novel terlaris di Indonesia.

Novel ini mengisahkan tentang perjalanan cinta Fahri, seorang mahasiswa Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir, yang penuh dengan liku-liku bersama dengan Aisha asal Jerman. Kisah cinta ini berawal ketika mereka tak sengaja bertemu dalam sebuah perdebatan di sebuah metro.

Pertemuan berlanjut hingga mereka menikah. Namun cobaan yang bertubi-tubi justru datang saat mereka menjalani hari-hari bahagia tersebut. 

Kebahagian Fahri dan Aisha tidak bertahan lama karena Fahri harus menjalani hukuman di penjara atas tuduhan pemerkosaan terhadap Noura. Noura teramat terluka saat Fahri memutuskan untuk menikah dengan Aisha.

Di persidangan, Noura yang tengah hamil itu memberikan kesaksian bahwa janin yang dikandungnya adalah anak Fahri. Pengacara Fahri tidak dapat berbuat apa-apa karena ia belum memiliki bukti yang kuat untuk membebaskan kliennya dari segala tuduhan. Fahri pun harus mendekam di bui selama beberapa minggu.

Satu-satunya saksi kunci yang dapat meloloskan Fahri dari fitnah kejam Noura adalah Maria. Marialah yang bersama Noura malam itu (malam yang Noura sebut dalam persidangan sebagai malam saat Fahri memperkosanya).

Tapi Maria sedang terkulai lemah tak berdaya. Luka hati karena cinta yang bertepuk sebelah tangan   membuatnya jatuh sakit. Tidak ada jalan lain. Atas desakan Aisha, Fahri pun menikahi Maria. Aisha berharap, dengan mendengar suara dan merasakan sentuhan tangan Fahri, Maria tersadar dari koma panjangnya. Dan harapan Aisha menjadi kenyataan. Maria dapat membuka matanya dan kemudian bersedia untuk memberikan kesaksian di persidangan. Alhasil, Fahri pun terbebas dari tuduhan Noura. Dengan kata lain, Fahri dapat meninggalkan penjara yang mengerikan itu.

Noura menyesal atas perbuatan yang dilakukannya. Dengan jiwa besar, Fahri memaafkan Noura. Dan, terungkaplah bahawa ayah dari bayi dalam kandungan Noura dalah Bahadur. Fahri, Aisha, dan Maria mampu menjalani rumah tangga mereka dengan baik. Aisha menganggap Maria sebagai adiknya, demikian pula Maria yang menghormati Aisha selayaknya seorang kakak. Tidak ada yang menduga jika maut akhirnya merenggut Maria. Namun Maria beruntung karena sebelum ajal menjemputnya, ia telah menjadi seorang mu’alaf.

Dari buku kita tahu bahwa Fahri selalu “menjaga diri” di tengah wanita-wanita yang dekat dengannya. Hal itu Fahri lakukan karena rasa cintanya pada Yang Maha Kuasa. Fahri berusaha konsisten dengan prinsip, dan ajaran agama yang ia pegang teguh. Cinta Fahri pada agama dan Sang Khalik menuntunnya pada cinta Aisha. Atas izin Allah Fahri dan Aisha bersatu di bawah payung cinta yang tulus mengharapkan ridhaNya.

Kelebihan novel ini terletak pada ceritanya yang begitu menyentuh dan mengalir seakan pembaca mengalami berbagai problema yang melilit sang tokoh.Selain itu penulis mengajak pembaca mendalami Islam dengan bahasanya yang menyejukkan

Hampir tak ada kekurangan novel ini karena novel ini juga merupakan media penyaluran dakwah kepada siapa saja yang ingin mengetahui lebih dalam tentang Islam.



Tuesday, January 22, 2013

Posted by Unknown On 4:16 AM

Runtuhnya Orde Lama

Judul                  : Hari-hari Terakhir Sukarno       
Pengarang          : Peter Kasenda
Penerbit             : Komunitas Bambu, Jakarta
Catakan             : September, 2012
Tebal                 : xiv + 274 halaman
Ukuran              : 14 × 21 cm

Pada puncak kekuasaannya, Sukarno digelari Pemimpin Besar Revolusi, Penyambung Lidah Rakyat, Walijudin Amri, Presiden Seumur Hidup, Bapak Mahaenisme, Panglima Tertinggi, dan lain-lain. Namun, ketika kekuasaan Sukarno runtuh, semua gelarnya dicopot dan perintah-perintahnya diputar balik sedemikian rupa. Jasa terhadap perjalanan bangsa Indonesia dan perannya sebagai pemimpin bangsa pun ditiadakan.

Peter  Kasenda, seorang sejarawan asal Jakarta , mulai mempelajari Sukarno sejak menjadi mahasiswa Jurusan Sejarah Fakultas Sastra (kini Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya) Universitas Indonesia. Tulisannya mengenai Sukarno lebih dari 50 buah.

Buku ini mengisahkan tragedi nasional paling memilukan dalam sejarah Indonesia, yaitu bagaimana Sukarno dikudeta. Saat titik balik kehidupan Sukarno sejak peristiwa 30 September 1965 hingga kematiannya pada 21 Juni 1970. Dimulai dengan pembunuhan sejumlah jenderal dan rangkaian peristiwa lain seperti Surat Perintah Sebelas Maret (Super Semar) yang menyulut gerakan pembantaian besar-besaran yang digerakkan Suharto dengan bantuan Amerika Serikat untuk perlahan mengambil alih kekuasaan Sukarno.

Buku ini dilengkapi dengan foto-foto dan banyak data mengenai peristiwa-peristiwa penting seperti keputusan-keputusan MPRS, laporan pertanggungjawaban Presiden Sukarno, dokumen Super Semar, dan lain-lain. Selain itu, buku ini ditulis dengan mengambil kutipan-kutipan dari 70 sumber. Hal tersebut membuat pembaca dapat mengetahui rangkaian peristiwa penting daam sejarah Indonesia secara rinci. Pada halaman awal terdapat daftar singkatan seputar sejarah Indonesia sehingga memudahkan pembaca dalam memahami isi buku nonfiksi ini.

Seperti buku lain pada umumnya, buku ini memiliki beberapa kekurangan. Di antaranya penulisan kalimat yang terdiri atas banyak klausa. Hal tersebut menyulitkan pembaca dalam menyimpulkan apa yang ingin disampaikan oleh penulis. Di sisi lain, cover buku yang disusun sedemikian rupa kurang menarik perhatian pembaca. Selain itu, buku ini tidak disertai pembatas buku. Namun, dibalik kekurangannya, buku Hari-hari Terakhir Sukarno ini dapat dijadikan sebagai bahan acuan dalam memahami peristiwa penting seputar runtuhnya kekuasaan  Sukarno.

Tuesday, January 15, 2013

Posted by Unknown On 4:58 PM

Si Jenius Musik

Judul      : Siapakah Wolfgang Amadeus Mozart?
Penerbit : Grosset & Dunlap
Penulis   : Yona Zeldis McDonough
Tebal     : 112 halaman

Wolfgang Amadeus Mozart lahir pada tanggal 27 Januari 1756 di Salzburg, Australia. Dia hanya mempunyai seorang kakak perempuan bernama Maria Anna yang juga berbakat dalam musik.



Pada usia 3 tahun (1759) Wolfgang mulai memainkan alat musik clavier (alat musik kuno yang berdawai sekaligus memiliki keyboard). Setahun kemudian ia mulai menunjukkan bakatnya dalam mengubah melodinya yang pertama.



Tahun 1762 Wolfie (panggilan untuk Wolfgang) belajar sendiri untuk bisa bermain biola. Pada tahun yang sama, dia dan kakaknya diundang untuk bermain musik di hadapan Permaisuri Theresa di Wina. Permaisuri pun kagum dibuatnya.



Saat Mozart telah berhasil menggubah sebuah simfoni di Paris, ibunya meninggal. Mozart pun beranjak dewasa dan ia jatuh cinta pada anak seorang pemusik, Aloysia Weber, namun ayahnya tidak menyetujui. Pada akhirnya dia menikah dengan Constenze Weber, adik dari Aloysia Weber, pada tahun 1782. Lagi-lagi ayah Mozart, Leapold, tidak merestuinya.



Mozart dikaruniai dua orang anak yang bernama Karl Thomas dan Franz Xaver. Mozart pun mengajari mereka bermain clavier dan menyanyi.



Untuk menafkahi keluarganya, Mozart menulis opera. Karya opera tersuksesnya adalah "The Marriage of Figar" di Wina tahun 1787. Pada tahun yang sama ayahnya meninggal.



Semakin hari kesehatan Mozart kian tak baik. Ia sering jatuh sakit, hingga pada tanggal 5 Desember 1791 ia meninggal di usianya yang  baru 32 tahun. Mozart dimakamkan di Marx Cemeteri (± 3 mil dari Wina).



Wolfgang Amadeus Mozart telah menggubah lebih dari 600 karya musik, jumlah yang sangat mengagumkan bagi seorang penggubah lagu. Walaupun hidupnya berlangsung amat singkat, musiknya akan tetap abadi.
Posted by Unknown On 4:35 PM
Sepucuk Surat Terakhir


Judul          : Surat Kecil untuk Tuhan
Penerbit     : Inandra Publisher
Penulis       : Agnes Davonar
Tebal buku : 232 halaman

Novel "Surat Kecil untuk Tuhan" ini di tulis oleh Agnes Davonar. Ia berkesempatan untuk menulis novel ini berdasarkan kisah nyata seorang gadis yang menderita kanker jaringan lunak.

Gita Sesa Wanda Cantika, seorang gadis remaja berumur 13 tahun ini lebih dikenal dengan panggilan Keke. Ia tinggal bersama ayah dan seorang kakak laki-lakinya karena orang tuanya memang telah bercerai. Hingga suatu hari ia merasakan sakit pada mata kanannya. Ternyata bukan sakit mata biasa, bukan juga sinus, melainkan kanker jaringan lunak (Rabdomiosarkoma).

Hari-hari terus berlalu, wajah Keke pun mulai muncul tonjolan. Semakin hari tonjolan itu kian membesar.  Hal itu membuat Keke sedikit demi sedikit kehilangan indra penciuman dan penglihatannya serta kepekaanya. Namun Keke tidak begitu saja kehilangan semangatnya dalam belajar.

Berbagai usaha telah dilakukuan ayah Keke. Mulai dari pengobatan alternatif hingga kemoterapi. Kanker tersebut sempat dinyatakan bersih dari tubuhnya. Namun selang beberapa bulan kanker itu kembali bersarang di wajah Keke. Kanker itu semakin ganas dengan penyebarannya yang tak terelakkan.

Karena penyakit itu membuat Keke semakin menderita, akhirnya Tuhan memanggilnya. Tak ada yang abadi.

Kelebihan novel ini terletak pada pemilihan kata yang berhasil membuat ribuan air mata menetes. Selain itu, kisah nyata Keke ini dikemas dengan struktur bahasa yang sederhana sehingga mudah dipahami.

Hampir tak ada kekurangan pada novel ini. Namun, akan lebih menarik jika novel ini dilengkapi dengan foto-foto Keke saat dia bahagia dan menderita.