Runtuhnya Orde Lama
Judul :
Hari-hari Terakhir Sukarno
Pengarang : Peter Kasenda
Penerbit : Komunitas Bambu, Jakarta
Catakan : September, 2012
Tebal : xiv + 274 halaman
Ukuran : 14 × 21 cm
Pada puncak
kekuasaannya, Sukarno digelari Pemimpin Besar Revolusi, Penyambung Lidah
Rakyat, Walijudin Amri, Presiden Seumur Hidup, Bapak Mahaenisme, Panglima
Tertinggi, dan lain-lain. Namun, ketika kekuasaan Sukarno runtuh, semua
gelarnya dicopot dan perintah-perintahnya diputar balik sedemikian rupa. Jasa
terhadap perjalanan bangsa Indonesia dan perannya sebagai pemimpin bangsa pun
ditiadakan.
Peter Kasenda, seorang sejarawan asal Jakarta ,
mulai mempelajari Sukarno sejak menjadi mahasiswa Jurusan Sejarah Fakultas Sastra
(kini Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya) Universitas Indonesia. Tulisannya
mengenai Sukarno lebih dari 50 buah.
Buku ini
mengisahkan tragedi nasional paling memilukan dalam sejarah Indonesia, yaitu
bagaimana Sukarno dikudeta. Saat titik balik kehidupan Sukarno sejak peristiwa
30 September 1965 hingga kematiannya pada 21 Juni 1970. Dimulai dengan
pembunuhan sejumlah jenderal dan rangkaian peristiwa lain seperti Surat
Perintah Sebelas Maret (Super Semar) yang menyulut gerakan pembantaian
besar-besaran yang digerakkan Suharto dengan bantuan Amerika Serikat untuk perlahan
mengambil alih kekuasaan Sukarno.
Buku ini
dilengkapi dengan foto-foto dan banyak data mengenai peristiwa-peristiwa
penting seperti keputusan-keputusan MPRS, laporan pertanggungjawaban Presiden
Sukarno, dokumen Super Semar, dan lain-lain. Selain itu, buku ini ditulis dengan
mengambil kutipan-kutipan dari 70 sumber. Hal tersebut membuat pembaca dapat mengetahui
rangkaian peristiwa penting daam sejarah Indonesia secara rinci. Pada halaman
awal terdapat daftar singkatan seputar sejarah Indonesia sehingga memudahkan
pembaca dalam memahami isi buku nonfiksi ini.
Seperti buku
lain pada umumnya, buku ini memiliki beberapa kekurangan. Di antaranya
penulisan kalimat yang terdiri atas banyak klausa. Hal tersebut menyulitkan
pembaca dalam menyimpulkan apa yang ingin disampaikan oleh penulis. Di sisi
lain, cover buku yang disusun
sedemikian rupa kurang menarik perhatian pembaca. Selain itu, buku ini tidak
disertai pembatas buku. Namun, dibalik kekurangannya, buku Hari-hari Terakhir Sukarno ini dapat dijadikan sebagai bahan acuan
dalam memahami peristiwa penting seputar runtuhnya kekuasaan Sukarno.
0 comments:
Post a Comment